Mengembangkan bisnis ke level yang lebih tinggi memang penuh tantangan. Salah satu hal yang sering menjadi sumber kekhawatiran bagi para pemilik usaha adalah urusan logistik.
Banyak yang mengira biaya logistik hanya sebatas ongkos kirim. Padahal, biaya logistik adalah rangkaian pengeluaran yang jauh lebih kompleks, mulai dari transportasi, penyimpanan, pengemasan, hingga distribusi akhir.
Kalau perhitunganmu meleset, dampaknya bisa langsung terasa ke margin keuntungan. Yang tadinya kelihatan cuan, ternyata habis buat biaya kirim yang nggak kelihatan.
Nah, kalau kamu punya usaha dan ingin tahu lebih dalam soal logistik, artikel ini pas banget buat dijadikan panduan awal biar nggak salah langkah kedepannya!
Secara sederhana, biaya logistik adalah seluruh pengeluaran yang kamu butuhkan untuk menggerakkan produk dari titik A ke titik B, baik itu antar gudang, dari pabrik ke konsumen, atau dari supplier ke toko. Biaya ini bukan cuma ongkos kirim. Kamu juga perlu perhitungkan biaya penyimpanan, pengepakan, tenaga kerja, pergudangan, hingga biaya sistem digital atau teknologi yang dipakai untuk memantau proses distribusi. Bahkan, biaya komunikasi dan manajemen data pun bisa masuk ke dalamnya.
Secara sederhana, biaya logistik adalah seluruh pengeluaran yang kamu butuhkan untuk menggerakkan produk dari titik A ke titik B, baik itu antar gudang, dari pabrik ke konsumen, atau dari supplier ke toko. Biaya ini bukan cuma ongkos kirim. Kamu juga perlu perhitungkan biaya penyimpanan, pengepakan, tenaga kerja, pergudangan, hingga biaya sistem digital atau teknologi yang dipakai untuk memantau proses distribusi. Bahkan, biaya komunikasi dan manajemen data pun bisa masuk ke dalamnya.
Secara sederhana, biaya logistik adalah seluruh pengeluaran yang kamu butuhkan untuk menggerakkan produk dari titik A ke titik B, baik itu antar gudang, dari pabrik ke konsumen, atau dari supplier ke toko. Biaya ini bukan cuma ongkos kirim. Kamu juga perlu perhitungkan biaya penyimpanan, pengepakan, tenaga kerja, pergudangan, hingga biaya sistem digital atau teknologi yang dipakai untuk memantau proses distribusi. Bahkan, biaya komunikasi dan manajemen data pun bisa masuk ke dalamnya.
Baca Juga: Manajemen Logistik: Pengertian, Fungsi, dan Tujuannya
Nah, supaya kamu bisa lebih paham dan nggak salah hitung, berikut ini jenis-jenis biaya logistik yang paling umum:
Ini yang paling kelihatan. Tapi jangan lupa, biaya transportasi bukan cuma ongkir dari jasa pengiriman. Ada juga:
Kalau kamu simpan barang dulu sebelum dikirim ke pelanggan, berarti ada biaya gudang yang harus dihitung, seperti:
Baca Juga: Apa Itu Metode FIFO dan LIFO? Contoh dan Cara Mengelolanya
Kalau kamu simpan barang terlalu lama, bisa keluar biaya tambahan juga:
Di balik semua proses tadi, pasti ada orang yang kerjain:
Khusus buat kamu yang kirim barang dari/ke luar negeri:
Baca Juga: Fungsi Penting Bill of Lading dalam Pengiriman Barang
Kalau kamu sudah tahu jenis-jenis biayanya, sekarang saatnya mengatur strategi. Ini dia beberapa langkah yang bisa kamu pertimbangkan:
Dengan digital forwarder kayak forwarder.ai, kamu bisa pantau semua pengiriman dari satu dashboard. Gampang, real-time, dan semua data tersimpan rapi. Cocok banget buat kamu yang baru mulai digitalisasi bisnis.
Kamu juga akan mendapat notifikasi otomatis tiap kali status pengiriman berubah, jadi nggak perlu bolak-balik tanya ke CS. Banyak juga fitur tambahan kayak estimasi biaya, integrasi ke marketplace, sampai laporan pengiriman yang bisa diunduh. Hemat waktu, hemat tenaga, dan bikin proses logistik lebih efisien.
Baca Juga: Apa Itu Freight Forwarder? Kenali Tugas dan Manfaatnya
Cek ulang rute pengiriman kamu. Apakah terlalu berliku? Atau terlalu banyak titik transit? Software berbasis AI sekarang bisa bantu optimalisasi rute biar lebih hemat waktu dan BBM.
Bahkan, bisa juga ngitung rute tercepat berdasarkan kondisi lalu lintas hingga cuaca. Hasilnya? Pengiriman lebih cepat, biaya operasional turun, dan pelanggan pun senang karena barang sampai tepat waktu.
Kalau kamu kirim barang rutin dan dalam jumlah banyak, coba deh ngobrol sama vendor logistik. Banyak kok yang kasih harga khusus buat pelanggan tetap.
Beberapa vendor bisa kasih opsi kontrak jangka panjang dengan tarif lebih stabil atau diskon tambahan kalau volume kiriman naik. Selain soal harga, kamu juga bisa negosiasi soal waktu pickup, fleksibilitas jadwal, sampai dukungan layanan tambahan kayak asuransi atau sistem pelacakan khusus.
Stok banyak belum tentu bagus. Kalau nggak laku, bisa jadi beban. Gunakan sistem yang bisa bantu prediksi permintaan, supaya stok kamu pas sesuai kebutuhan. Bandingkan juga dengan data penjualan sebelumnya, tren musiman, sampai event promo buat bantu kamu ambil keputusan stok yang lebih akurat.
Dengan stok yang lebih terukur, kamu bisa hemat biaya penyimpanan, minim risiko barang rusak atau kadaluarsa, dan arus kas bisnis pun jadi lebih sehat.
Baca Juga: Logistik vs Supply Chain: Apa Bedanya & Kaitan Keduanya?
Banyak UKM merasa biaya logistik bukan prioritas utama, padahal justru sebaliknya. Kalau kamu bisa optimalkan biaya logistik, margin untung bisa lebih besar. Selain itu:
Kamu bisa mulai tanya ke diri sendiri:
Kalau jawabannya "iya", berarti sudah saatnya supply chain kamu di-upgrade dengan forwarder.ai.
Dengan menggunakan jasa forwarder.ai, kamu bisa lacak semua pengiriman lewat satu dashboard. Dapat laporan yang jelas soal ongkos kirim. Dan kirim barang pun jadi lebih cepat dan efisien
Pokoknya, semua urusan logistik jadi lebih gampang dan transparan. Yuk, coba forwarder.ai dan bikin proses pengiriman bisnismu lebih simpel dan terkontrol!